RELEVANSI REVOLUSI INDUSTRI
TERHADAP EXPANSI DI AFRIKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Revolusi Industri merupakan salah satu
revolusi yang sangat penting dalam merubah tatanan politik ekonomi dunia.
Revolusi ini telah mampu mengubah wajah dunia menjadi lebih modern. Indonesia
sebagai warga dunia tidak terlepas dari pengaruh tersebut. Namun, sebelum
menginjak pada pembahasan pokok, ada baiknya kita menengok sebentar peristiwa
apa saja yang terjadi di Inggris sebelum dan setelah Revolusi Industri. Pada
bab ini kalian akan mempelajari pengaruh Revolusi Industri terhadap
perkembangan Indonesia. Kalian akan melihat perkembangan ekonomi dan demografi
(kependudukan) serta industrialisasi di Indonesia pada masa kolonial. Juga
kalian akan melihat hubungan transportasi sejak abad ke-19 dengan proses
integrasi ekonomi di Indonesia, serta perluasan aktivitas ekonomi swasta-asing.
Pada zaman pertengahan Inggris masih
merupakan sebuah wilayah yang terbelakang. Saat itu Inggris hanya mempunyai
satu kota penting: London. Selebihnya wilayah Inggris hanya wilayah pedesaan
yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Walaupun demikian
sumber utama pendapatan Inggris dari kerajinan bulu domba sebagai bahan wol
merupakan bulu domba yang menjadi bahan mentah utama bagi pusat-pusat industri
kain wol di Italia Utara dan Vlaanderen. Pada saat itu kebutuhan masyarakat
Inggris belum begitu banyak sehingga kebutuhan akan sandang, pangan dan papan
dapat dipenuhi oleh masingmasing keluarga. Pada saat itu perdagangan belum
berkembang.
Kegiatan tukar menukar barang masih
dalam skala kecil dengan jangkauan wilayah yang relatif terbatas. Hal tersebut
disebabkan karena satu keluarga hanya menghasilkan barang untuk kebutuhan
keluarganya sendiri. Produksi mereka tidak dimaksudkan untuk dijual kepada
orang lain, hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Perilaku
seperti ini merupakan salah satu ciri dari masyarakat tradisional.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah kondisi masyarakat Inggris
sebelum Revolusi Inggris ?
2.
Jelaskan Faktor-faktor yang
Melatarbelakangi Revolusi Industri !
3.
Jelaskan Proses dan Dampak
Perkembangan Revolusi Industri !
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
1.
Memaparkan kondisi masyarakat Inggris
sebelum Revolusi Inggris.
2.
Memaparkan Faktor-faktor yang
Melatarbelakangi Revolusi Industri.
3.
Memaparkan Proses dan Dampak
Perkembangan Revolusi Industri.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kondisi
Masyarakat Inggris Sebelum Revolusi Industri
Pada abad ke-16 dan ke-17 kondisi
negara-negara Eropa selain Inggris selalu dalam keadaan peperangan dan
perselisihan. Akibatnya banyak usahawan dan para tukang dari pusat industri
berdatangan ke negara yang aman dan tidak terlalu bergejolak. Salah satu dari
negara yang tidak terlalu bergejolak tersebut adalah Inggris. Sebagian besar
usahawan tersebut menetap di Inggris. Sementara kedatangan para pengusaha dan
tukang tersebut telah mendatangkan keuntungan bagi perekonomian Inggris. Hal
tersebut ditandai dengan maraknya industri rumahan (home industry). Benda-benda yang dibuat
oleh industri rumahan tersebut adalah senjata, perhiasan, perabot rumah tangga
dan alat kerja. Meskipun demikian mereka belum menghasilkan barang dalam skala
besar. Mereka hanya membuat barang apabila ada pesanan. Melalui usaha yang
masih terbatas tersebut masyarakat Inggris tumbuh menjadi kelompok masyarakat
yang bermodal. Golongan masyarakat pemilik modal ini yang nantinya disebut
sebagai kaum kapitalis.
Para pemilik modal ini mendirikan
tempat kerja baru dengan mekanisme kerja yang baru pula. Para pemilik modal
membuat gedung yang luas dan dilengkapi alat kerja. Proses pengoperasian alat
kerja tersebut masih dikerjakan oleh manusia (manufaktur). Pada manufaktur ini
masih banyak tenaga yang dipekerjakan dengan upah yang rendah. Hal tersebut
disebabkan karena pekerjaan mereka tidak memerlukan latihan dan keahlian yang
tinggi. Pekerjaan pada manufaktur masih bisa dilakukan menggunakan tangan dan
sama sekali tidak menggunakan alat. Berdirinya manufaktur tersebut telah
menggeser industri rumahan yang sebelumnya cukup banyak di Inggris. Akibatnya
para pemilik industri rumahan mulai mengalihkan usahanya ke manufaktur.
Berkembangnya industri manufaktur ini
sangat menguntungkan perekonomian Inggris dan sekaligus membuka peluang
terjadinya Revolusi Industri. Kebutuhan akan alat-alat pada manufaktur tersebut
telah mendorong masyarakat Inggris untuk mencari solusi. Maka ditemukanlah
banyak alat yang dapat mempermudah pekerjaan pada menufaktur-manufaktur yang
telah berdiri.
B.
Faktor-faktor
yang Melatarbelakangi Revolusi Industri
Revolusi bisa diartikan sebagai
perubahan secara cepat atau perubahan yang cukup mendasar dalam suatu bidang
atau di suatu tempat. Sementara Industri artinya proses membuat atau
menghasilkan suatu barang. Perubahan yang terjadi di Inggris pada abad ke-18
merupakan perubahan dalam memproduksi barang-barang dari penggunaan tenaga
manusia kepada mesinmesin. Jadi Revolusi Industri adalah perubahan cara membuat
atau menghasilkan barang yang semula menggunakan tenaga manusia beralih ke
tenaga mesin.
Penemuan James Watt
merupakan awal mula munculnya Revolusi industri di Inggris
terjadi pada tahun 1763. Watt adalah seorang insinyur yang berasal dari
Skotlandia. Dalam perjalanan dan perkembangan sejarah manusia, penemuannya ini
kemudian dianggap sebagai penemuan pertama yang berhasil membuat alat kerja
dengan tenaga mesin. Sebenarnya James Watt hanya memodifikasi mesin uap buatan Thomas Newcomen
yang dianggap memboroskan bahan bakar dan bertenaga kecil.
James Watt kemudian menemukan kondensator (alat untuk memadatkan uap) sehingga mesin uap
Thomas Newcomen menjadi hemat.
James Watt terus memperbaiki mesin
uapnya sehingga mesin uap Thomas Newcomen mulai dilupakan orang dan mesin uap
James Watt semakin dikenal orang. Dalam perkembangan sejarah berikutnya, mesin
uap James Watt nantinya dipakai dalam kegiatan industri. Dalam perkembangan
selanjutnya. Watt menjadi motivator untuk para ahli lainnya menemukan alat-alat
untuk membantu manusia dalam menyediakan kebutuhan hidup yang tidak hanya
sekedar mengendalkan tangan-tangan manusia. Penemuan pada periode ini kemudian
telah mengantarkanm kepada sejarah baru umat manusia. Kemunculan Revolusi
Industri dilatarbelakangi oleh berbagai hal, di antaranya:
1.
Dalam Bidang Politik
Pada abad ke-17 di Inggris terjadi
peperangan yang dahsyat antara bangsawan kuno dengan bangsawan baru yang
dikenal dengan Perang Mawar. Dalam
peperangan tersebut bangsawan baru muncul sebagai pemenang. Mereka berhasil
menguasai kursi pemerintahan dan selanjutnya mengendalikan negara Inggris.
Berbeda dengan bangsawan kuno yang terkesan mewah dan boros, kaum bangsawan
baru lebih menampilkan diri sebagai kelompok masyarakat yang berpikiran maju.
Bangsawan baru ini terdiri dari para bangsawan rendah, petani kaya, pedagang
sukses dan para tuan tanah pemilik modal.
Dalam menjalankan pemerintahan golongan
ini lebih mengutamakan perekonomian daripada kepentingan politik belaka.
Kemenangan bangsawan baru telah memberikan angin segar untuk kemajuan Inggris
karena fokus perhatian mereka tertuju kepada perekonomian, tidak lagi politik
yang menjadi pusat perhatian bangsawan kuno. Perdebatan politik yang
terus-menerus kadang menghalangi kemajuan yang dicapai.
2.
Dalam Bidang Sosial-Ekonomi
Pada abad 18 pemerintah Inggris
mengeluarkan kebijakan menyangkut pengaturan status tanah. Pengaturan kembali
tanah pertanian di Inggris dikenal sebagai Revolusi Agraria. Revolusi diawali
dengan cara menukar tanah yang terpencar-pencar milik para bangsawan dengan
tanah petani di sekitarnya. Melalui cara ini tanah bangsawan menjadi luas,
sebaliknya para petani mendapatkan tanah yang letaknya jauh dan kurang
produktif. Tidak jarang di antara para petani terpaksa meninggalkan tanahnya
atau terusir tanpa mendapatkan tanah hasil tukarannya. Selanjutnya para
bangsawan tersebut menjadikan tanahnya sebagai lahan peternakan domba atau
industri.
Banyaknya tanah pertanian yang berubah
menjadi daerah peternakan dan industri berkaitan dengan banyaknya permintaan
kain wol dan katun dari pasaran Eropa. Hal ini benar-benar telah mengokohkan
para bangsawan atau para pemilik modal untuk menggeluti bidang industri dan
peternakan. Apalagi para pengusaha di Inggris semakin diuntungkan dengan tenaga
kerja yang murah. Tenaga kerja murah di Inggris terdiri dari para petani yang
telah kehilangan tanah dan mata pencahariannya, termasuk juga kaum urban yang
menyerbu kota-kota di Inggris karena perkembangannya sebagai wilayah industri
cukup menggiurkan.
Manufaktur yang berdiri di Inggris
banyak menghasilkan barang-barang yang terbuat dari logam seperti cangkul,
pisau, wajan, dan lainnya. Peralatan dari besi tersebut dibuat setelah
dileburkan ke dalam panas 1000 derajat celcius dengan bahan bakar kayu. Dengan
berjalanya kondisi alam yang semakin membahayakan, pemerintah Inggris kemudian
melarang penggunaan kayu sebagai bahan bakar karena dapat membahayakan
ekosistem hutan. Sebagai gantinya digunakan batubara yang di Inggris berlimpah.
Melalui ilmu pengetahuan yang sudah
cukup maju batu bara tersebut diubah menjadi cokes, yaitu proses yang agak mirip
dengan membuat arang menjadi kayu. Cokes telah membuka kemungkinan untuk mengembangkan
industri besi menjadi cikal bakal perkembangan industri di Inggris. Pada abad
ke-18 pemerintah Inggris mulai menikmati hasil dari kemakmuran negerinya. Marak
dan berkembangnya Industri manufaktur di Inggris ternyata diikuti dengan
meningkatnya permintaan masyarakat Eropa.
Selain itu permintaan akan barang
Inggris semakin luas seiring dengan semakin luasnya jajahan Inggris, baik di
Afrika maupun di Asia. Kemajuan kegiatan industri yang masih menggunakan tenaga
kerja itu telah melahirkan kaum kapital di beberapa tempat dan kota di Inggris.
3.
Dalam Bidang Iptek dan Budaya
Sejak zaman Renaisans perhatian dan
minat masyarakat Inggris terhasap ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar.
Orangorang saling berlomba mengadakan pembaharuan dalam segala bidang dan mulai
meninggalkan sesuatu yang dianggap kuno. Masyarakat Inggris sangat tertarik
dengan penelitian-penelitian terbaru dalam segala hal, termasuk industri. Pada
abad ke-17 di London sudah berdiri perhimpunan yang bertujuan memajukan ilmu
terutama matematika dan fisika. Hasil penelitian ilmiah tidak hanya dijadikan
rumusan atau teori belaka tetapi juga diterapkan bagi peningkatan kesejahteraan
hidup umat manusia, terutama bagi kemajuan masyarakat Inggris.
Perangkat teknologi yang berhasil
meningkatkan industri pertekstilan di Inggris adalah alat pintal dan alat
tenun. Alat pintal adalah alat yang dapat memilih benang dari bahan kapas
sedangkan alat tenun adalah alat pembuat kain dengan bahan dasar benang. Orang
yang berhasil menciptakan alat tenun adalah John Kay (1733). Alat tersebut diberi nama Flying Shuttle (pintalan terbang). Alat
ini mampu bekerja lebih cepat dan dapat melebarkan kain sesuai dengan yang
diinginkan pembuatnya. Sedangkan yang menemukan alat pintal adalah Hargreaves
(1762). Alat ini kemudian diberi nama Spinning Jenny. Alat
penemuan Hargreaves ini dapat memintal berpuluh-puluh gulung benang sekaligus.
Pada perkembangan selanjutnya Inggris
mampu mengembangkan ilmu pengetahuannya. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya
penemuan alat-alat baru yang menggunakan tenaga mesin. Atas penemuan-penemuan
tersebut, maka pada abad ke-18 oleh Inggris sering dijuluki sebagai abad
penemuan. Berikut ini beberapa penemuan yang terjadi di Inggris pada abad
ke-18.
C.
Proses dan
Dampak Perkembangan Revolusi Industri
Revolusi industri telah menimbulkan
perubahan besar dalam tatanan kehidupan masyarakat Inggris. Revolusi Industri
memberikan bermacam dampak positif dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan
ilmu pengetahuan. Secara umum, dampak revolusi industri bagi kehidupan penduduk
Inggris antara lain sebagai berikut.
1.
Bidang Sosial
Pengaruh Revolusi dalam bidang Industri
bagi Inggris terlihat dari arus urbanisasi yang semakin besar di kota-kota
Industri. Masyarakat di luar Inggris banyak yang tertarik untuk tinggal
dan mencari nafkah di Inggris. Akibatnya pengangguran dan tindak kriminalitas
banyak muncul dan meningkat.
2.
Bidang Ekonomi
Pengaruh Revolusi Industri dalam bidang
ekonomi ditandai dengan pembangunan daerah-daerah industri dilakukan secara
besar-besaran. Revolusi industri juga berpengaruh terhadap munculnya kota-kota
industri seperti Manchester, Liverpool, dan Birmingham. Kemunculan kota-kota
industri tersebut merupakan satu keniscayaan ketika industri berkembang.
Perkembangan pesat dalam bidang industri ternyata tidak hanya bersifat
kuantitas melainkan juga berpengaruh terhadap kualitas barang industri yang
meningkat tajam. Revolusi industri telah banar-benar mendorong warga Inggris
untuk memperbaiki segala sesuatu berhubungan dengan hasil pekerjaan mereka.
3.
Bidang Politik
Pembangunan kawasan industri muncul di
berbagai kota, sebagian besar masyarakat mulai menikmati dampak dari Revolusi
Industri. Penduduk semakin mudah dalam memperoleh kebutuhan dan barang
industri. Para pengusaha dan pemilik modal mendapatkan keuntungan yang
berlimpah.secara singkat Revolusi Industri telah membawa pengaruh yang cukup
baik yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup. Namun masalah timbul ketika lahan
yang dipakai untuk industri semakin sempit dan semakin sulit untuk dapat menghasilkan
bahan baku industri sendiri. Jumlah penduduk meningkat tajam seiring dengan
semakin tingginya arus urbanisasi dari para pencari pekerjaan. Masyarakat yang
tidak memiliki keahlian menjadi pengangguran.
Akibatnya tidak sedikit kejahatan yang
terjadi, kriminalitas meningkat. Selain dari itu juga banyak masalah yang
dihadapi: upah yang rendah, jaminan sosial yang buruk, jam kerja yang tidak
sesuai ditambah lagi kemudian terjadinya pencemaran lingkungan yang terus dan
berkepanjangan.
Revolusi Industri menimbulkan dampak
yang mendorong terjadinya revolusi sosial yaitu gerakan masyarakat yang
berkeinginan mengubah kehidupan masyarakat kepada taraf yang lebih baik.
Pemerintah Inggris menanggapi keadaan ini dengan cara mengeluarkan
undang-undang Hak Asasi Manusia seperti Reform Bill 1832, Abolition Bill 1832, dan Factory Bill 1833. Reform Bill adalah
peraturan pemerintah yang berisi tentang hak-hak yang diperoleh pekerja dalam
parlemen. Factory Bill berisi
tentang larangan penggunaan tenaga kerja wanita dan anak-anak. Sementara Abolition Bill berisi
tentang penghapusan perbudakan.
Perkembangan tersebut telah mendorong
Inggris menjadi kota dengan keadaan kota semakin lama semakin sempit. Para
pengusaha dan pemilik modal kemudian mencoba memasuki wilayah desa dan membeli
wilayah di pedesaan. Pengambil alihan tanah di pedesaan ini menyebabkan
pengaruh sosial ekonomi. Petani banyak yang kehilangan pekerjaanya sehingga
mereka berbondong-bondong melakukan urbanisasi ke kota dengan harapan
mendapatkan pekerjaan, terbukanya lapangan kerja yang baru, mata pencaharian
yang berubah dari seorang petani menjadi peternak atau buruh, melimpahnya
barang-barang kebutuhan, dan terjadi pencemaran di kawasan industri. Revolusi
Industri di Inggris membawa perubahan ekonomi secara mendasar yaitu peningkatan
kesejahteraan hidup, terutama bagi golongan kapitalis. Namun di balik berbagai
keuntungan yang dihasilkan, Revolusi Industri menyisakan satu permasalahan
yaitu kurangnya bahan mentah industri dan melimpahnya hasil industri.
Dari masalah di atas, para golongan
pemilik modal kemudian mencoba peruntungan dengan membuat jaringan perdagangan,
selain itu untuk mengatasi kekurangan bahan mentah, Inggris kemudian mencari
kawasan dan daerah yang dinilai memiliki potensi alam dan manusia untuk dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan industri. Pemikiran inilah yang nantinya akan
berujung kepada lahirnya imperialisme modern yang dimotori oleh Inggris.
Ciri-ciri imperialisme modern yaitu menguasai daerah untuk mencari bahan mentah, bahan baku,
mencari tempat untuk menanamkan modal, dan mencari tempat untuk memasarkan
hasil industri. Tujuan ini sangat sesuai dengan kesusahan yang
dialami Inggris sebagai akibat dari Revolusi Industri. Sejak Inggris menjadi
pelopor imperialisme modern, jajahan Inggris di Asia dan Afrika semakin luas
dan banyak. Dapat dikatakan bahwa Inggris adalah negara dengan imperialisme
terbesar, karena jajahanya membentang dan terdapat di seluruh penjuru dunia.
Dalam rangka mendukung keamanan daerah jajahannya maka Inggris memperkuat armada
lautnya.
Pada periode ini, Inggris merupakan
negara dengan armada lautnya yang tidak tertandingi. Negara-negara lainnya yang
secara geografis berada di Eropa banyak yang mencontoh keberhasilan Inggris, di
antaranya Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol. Negaranegara tersebut berlomba
untuk mendapatkan daerah jajahan yang potensial. Revolusi Industri telah
melahirkan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Namun Revolusi Industri juga
telah menimbulkan munculnya sifat arogan dan serakah pada umat manusia.
Tindakan bangsa yang menjajah bangsa lainnya merupakan tindakan yang
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, padahal munculnya Revolusi
Industri ini berangkat dari perkembangan dan pertumbuhan Renaissans
dan humanisme yang menjunjung tinggi
aspek-aspek kemanusiaan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Revolusi Industri merupakan salah satu
revolusi yang sangat penting dalam merubah tatanan politik ekonomi dunia.
Revolusi ini telah mampu mengubah wajah dunia menjadi lebih modern. Indonesia
sebagai warga dunia tidak terlepas dari pengaruh tersebut.
Pada zaman pertengahan Inggris masih
merupakan sebuah wilayah yang terbelakang. Saat itu Inggris hanya mempunyai
satu kota penting: London.
Pada abad ke-16 dan ke-17 kondisi
negara-negara Eropa selain Inggris selalu dalam keadaan peperangan dan
perselisihan. Akibatnya banyak usahawan dan para tukang dari pusat industri
berdatangan ke negara yang aman dan tidak terlalu bergejolak.
Revolusi Industri menimbulkan dampak
yang mendorong terjadinya revolusi sosial yaitu gerakan masyarakat yang
berkeinginan mengubah kehidupan masyarakat kepada taraf yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Suwito,
Triyono, 2009. Sejarah 2 : Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah
Program IPS Jilid 2 Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar